Telaga Sarangan / Telaga Pasir



Cerita rakyat Telaga Sarangan / Telaga Pasir


Telaga Sarangan adalah obyek wisata andalan Kabupaten Magetan. yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kota Magetan.
Dibalik keindahan dan Panoramanya tersimpan cerita rakyat di dalamnya, beginilah ceritanya :



Telaga Sarangan / Telaga Pasir

Zaman dahulu hiduplah pasangan suami istri yang bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir, mereka hidup di sebuah gubuk di dalam hutan lereng gunung Lawu. Gubuk tersebut terbuat dari bambu yang beratapkan dedaunan. Walaupun terlihat sangat sederhana, namun gubuk tersebut sangat aman dari gangguan binatang liar dan panasnya terik sinar matahari. Dindingnya terbuat dari kulit kayu yang di ikatkan pada sebuah tiang kayu dengan menggunakan rotan, di antara dinding-dinding kayu itu diberi celah sebagai ventilasi sehingga udara segar dapat keluar masuk ke dalam gubuk yang mereka tempati.

Kyai Pasir merupakan seorang petani ladang. Dari hasil ladang itulah ia dan istrinya dapat bertahan hidup meskipun pas-pasan. Ladang milik Kyai Pasir terletak di tepi hutan, tidak jauh dari tempat tinggalnya. Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke ladang seperti biasa. Namun, ia sangat terkejut ketika akan menebang pohon melihat telur yang besar tergeletak di bawah pohon. Ia pun mendekati telur tersebut. Ia bingung telur apa yang ia temukan, karena di sekitar hutan ia tidak melihat ada hewan unggas. Kyai pasir tidak mau pusing memikirkan itu telur binatang apa. Baginya, telur itu adalah lauk yang enak jika dimasak. Oleh karena itu, ia berniat membawa pulang telur itu untuk lauk makan siang bersama istrinya di rumah.

Ketika hari menjelang siang, ia pun mengambil telur tersebut dan di bawa pulang untuk diberikan kepada istrinya. Setelah sampai di rumah, ia pun menyuruh istrinya untuk merebus telur itu. Sebelum telur itu di rebus, Kyai Pasir pun menceritakan bagaimana ia menemukan telur itu. Setelah itu, ia kembali meminta istrinya agar segera memasak telur karena sudah kelaparan. Ia juga sudah tidak sabar ingin segera menyantap telur tersebut. Nyai Pasir pun segera membawa telur itu ke dapur untuk dimasak. Sambil menunggu telur matang, Kyai Pasir merebahkan tubuhnya sejenak untuk melepskan rasa capai. Tidak berapa lama kemudian, istri telah selesai memasak telur itu. Telur tersebut di bagi menjadi dua, setengah dari telur itu di makan oleh Kyai Pasir. Ia pun memakan telur itu dengan sangat lahap. Setelah selesai makan, Kyai Pasir segera kembali ke ladang untuk meneruskan pekerjaannya.

Di tengah perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan lezatnya telur yang ia makan bersama istrinya. Namun ketika ia tiba di ladang, tubuhnya terasa sangat aneh. Tiba-tiba seluruh tubuhnya menjadi panas, kaku dan terasa sangat sakit. Matanya pun berkunang- kunang dan keringat dingin keluar di seluruh tubuhnya. Karena sangat sakit, Kyai Pasir terjatuh ke tanah dan berguling-guling kesana kemari. Tiba-tiba, dari tubuh Kyai Pasir mulai tumbuh sisik sementara mulutnya mulai maju moncong ke depan. Kyai Pasir mejelma menjadi seekor naga jantan dan terus berguling-guling tanpa henti. Sementara, Nyai Pasir yang berada di rumah juga mengalami hal yang sama seperti suaminya. Ternyata telur yang mereka makan adalah telur naga.

Nyai Pasir pun mulai merasakan sakit di seluruh tubuhnya, ia pun segera berlari ke ladang untuk meminta pertolongan kepada suaminya. Namun, ketika sampai di ladang ia sangat terkejut melihat suaminya sudah berubah menjadi seekor naga jantan yang sangat menakutkan. Karena ketakutan melihat suaminya yang telah berubah, ia berniat untuk melarikan diri. Namun karena tidak sanggup untuk menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, Nyai Pasir pun terjatuh ke tanah dan berguling-guling. Seketika, sekujur tubuhnya mulai di tumbuhi sisik yang sangat kasar dan berubah menjadi seekor naga betina. Kedua naga itu terus berguling-guling. Tanpa mereka sadari, mereka membentuk sebuah cekungan. Namun lama kelamaan, cekungan tersebut semakin luas dan dalam. Tiba-tiba, muncullah semburan air yang sangat deras keluar dari cekungan tanah itu. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu telah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah menjadi kolam yang sangat besar.

Cekungan yang berisi air itu akhirnya berubah menjadi sebuah telaga yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Telaga Pasir, karena Kyai Pasir dan Nyai Pasir lah yang membuat danau ini. Telaga Pasir ini kini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Magetan.
- SEKIAN -

BACA JUGA CERITA RAKYAT DARI JAWA LAINNYA :






Comments

Popular posts from this blog

Dewi Sri ( Dewi Pertanian )

Aji Saka

Arya Panangsang