Dewi Sri ( Dewi Pertanian )

Dewi Sri

Dewi Sri adalah dewi pertanian, dewi padi dan sawah serta dewi kesuburan di pulau jawa dan bali. Pemuliaan dan pemujaan terhadapnya berlangsung sejak masa pra-Hindu dan pra-Islam di pulau Jawa

Pada zaman dalulu Diceritakan bahwa Dewi Sri Pohaci Long Kancana diutus oleh Sunan Ibu, penghuni taman surga yang disebut Taman Surga untuk pergi ke Bumi dan memberikan Cihaya, yang disebut dengan kelengkapan hidup di muka bumi. Maka berangkatlah dia dengan ditemani oleh Eyang Prabu Guruminda.

Sebelum mereka berangkat ke bumi, Eyang Prabu Guruminda mendapat petunjuk dari Hiang Dewananta yang memintanya untuk merubah Dewi Sri Pohaci Long Kancana menjadi seekor telur. Dengan kesaktiannya yang mandraguna, dia merubah Dewi Sri Pohaci Long Kancana menjadi sebutir telur emas dan kemudian ia memasukkannya ke dalam sebuah kotak yang bernama Cupu Gilang Kencana.

Setelah itu, barulah Eyang Prabu Guruminda pergi menuju bumi dengan membawa Dewi Sri Pohaci Long Kancana yang disimpan di dalam kotak. Mereka terbang ke seluruh penjuru bumi dari utara ke selatan dan dari barat ke timur. Untuk memberikan Cihaya kepada bumi. Namun, di perjalanan mereka, kotak itu terbuka dan Dewi Sri Pohaci Long Kancana terjatuh ke bumi.
Telur itu lalu ditemui oleh Dewa Anta yang sedang bersemedi. Saat ia mengetahui bahwa di tempatnya ada sebuah telur yang terjatuh dari langit, Dewa Anta mengambilnya dan menjaga telur tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, telur itu menetas dan keluarlah seorang anak perempuan yang sangat cantik nan rupawan. Lalu, anak tersebut diberi nama Dewi Sri.

Hari semakin berganti, Dewi Sri tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Bahkan kecantikannya tiada bandingan di dunia ini. Kabar tentang kecantikan Dewi Sri pun tersebar ke seluruh penjuru bumi. Hal ini membuat seluruh raja di muka bumi ini datang kepada Dewa Anta untuk melamar dan menjadikan ia permaisuri mereka. Meskipun begitu, Dewi Sri tidak merasa senang karena dia sadar dirinya berada di sini adalah untuk menjalankan perintah memberikan Cihaya kepada bumi ini. Oleh karena itu, dia tidak mau mengingkari janjinya dan menolak semua lamaran itu.

Namun tetap saja, para raja tersebut tidak menghentikan niatnya meski telah ditolak berkali – kali oleh Dewi Sri. Bahkan jumlah mereka yang melamar Dewi Sri kini semakin banyak. Pada akhirnya Dewi Sri merasa tertekan dan jatuh sakit. Semakin hari, penyakit Dewi Sri semakin parah, hingga ia akhirnya tidak bisa berdiri lagi dan meninggal dunia. Dewi Sri pun kemudian disemayamkan di sebuah tanah lapang.

Namun, keanehan terjadi pada tempat persemayaman Dewi Sri  itu. Tepat di atas pembaringannya, tumbuh tumbuhan yang aneh, yaitu tumbuhan yang panjang berdaun hijau yang di atasnya dipenuhi dengan buah yang menjuntai hingga ke bawah.

Pada suatu hari, tumbuhan itu ditemukan oleh sepasang suami istri yang sedang melintas. Mereka merasa heran dengan tumbuhan yang mereka temui itu. Kedua pasang suami itu juga kagum dengan buah berwarna hijau yang banyak dan menjuntai yang tidak pernah mereka
temui sebelumnya. Lalu, mereka merawat tumbuhan itu dengan sangat baik. Setelah sekitar enam bulan, tumbuhan itu berubah menjadi semakin indah dengan buah yang kuning dan semakin merunduk.

Mereka berdua termenung karena takjub akan keindahan itu, lalu mereka memetik buah itu dan mencicipinya. Ternyata buah itu terasa manis, lalu mereka memutuskan untuk menebas pohon tersebut, dan ketika ditebas pohon tersebut mengeluarkan aroma yang sangat wangi. Karena mereka menyesal telah memotong tanaman itu, mereka kembali menanam buah itu di dekat pusara Dewi Sri. Tidak disangka – sangka keajaiban itu terjadi, buah yang ditanam tersebut tumbuh dengan subur dan sangat cepat, sehingga mereka bisa memanennya dan dijadikan bahan makanan.

Hingga sekarang tumbuhan itu masih ditanam oleh orang – orang bumi dan disebut dengan tumbuhan padi.


Baca juga cerita dari Jawa Lainnya :
1. Arya Panangsang
2. Aji Saka
3. Joko Kendil

Comments

Popular posts from this blog

Aji Saka

Arya Panangsang